Monday, June 17, 2013

Krisis Iman

Belakangan ini gue mengalami kegalauan yang teramat sangat mendalam. Bukan galau cinta seperti yang biasa gue rasakan sebelum-sebelumnya, bukan juga kegalauan keluarga, emosi, ataupun pencarian jati diri ataupun tujuan hidup. Gue mengalami kegalauan rohani. Mungkin engga semua orang pernah merasakan kegalauan semacam ini, entah kenapa tiba-tiba gue mengalami kegalauan rohani macam kayak gini. Mungkin juga karena keemosian gue akan agama yang sudah tidak terbendung lagi dan sudah mencapai puncak batas kesabaran.

Apa maksud dari kegalauan rohani? Yang gue rasakan adalah gue mulai bertanya-tanya dan mencari tahu, bagaimana asal mula agama bisa tercipta di dunia ini. Apa di perjanjian lama kitab suci, seperti misalnya Adam dan Hawa, Abraham, Nabi Nuh, Musa, dan lain-lainnya memiliki sebuah agama yang mereka percayai dan mereka amanati, sebagai satu agama yang mereka pilih untuk memuja Tuhan mereka?
Sejauh pengetahuan alkitab gue (yang mungkin dapat dibilang rendah), para nabi tidak memiliki agama dan hanya percaya akan kekuatan Tuhan itu sendiri.

Kemudian pertanyaan gue berlanjut, ketika manusia menciptakan menara babel, dan Tuhan menghancurkan kemudian mulai memecah belah manusia dengan membedakan bahasa mereka. Apa disitu Tuhan juga kemudian menciptakan agama dan memecah kepercayaan manusia supaya manusia menjadi terpecah belah?
Atau agama itu adalah buatan manusia sendiri, karena mereka merasa harus ada ritual ataupun cara mereka untuk berdoa pada Tuhan, karena setelah perjanjian baru, Tuhan tidak lagi menampakkan dirinya secara nyata dan jelas pada manusia, tapi lebih kepada mukjizat-mukjizat nyata dan ia mengutus anak-Nya sendiri yang berhubungan langsung dengan manusia.

Agama, adalah hal yang membuat gue muak akan segala ajarannya yang berbeda satu sama lain. Agama, adalah hal yang membuat gue marah akan manusia-manusia yang dengan munafiknya merasa agamanya adalah yang paling benar, paling suci, paling baik dibanding agama lainnya. Agama yang membuat manusia menjadi saling bunuh. Agama yang membuat perbedaan menjadi sangat jelas dan membuat tembok antara kelompok manusia yang satu dengan yang lainnya.

Gue merasa semakin kesini, agama menjadi disalahgunakan, agama menjadi kambing hitam, agama menjadi alasan manusia-manusia berbuat kejahatan. Jujur gue sedih, melihat berita di tv ataupun koran yang menyatakan bahwa kelompok orang yang mengatasnamakan agama A merusak atau bahkan membunuh kelompok agama B.

Agama yang membuat gue dan orangtua gue bertengkar hebat, beradu pendapat, beradu keras kepala. Kemudian gue semakin tidak mempercayai agama manapun, bahkan agama yang saat ini gue anut. Apakah tidak mungkin berkomunikasi dengan Tuhan tanpa harus diwakili dengan suatu agama? Berbicara, seperti Elia berbicara pada Tuhan, seperti Samuel berkomunikasi dengan Allah, mereka bahkan tidak membuat tanda salib terlebih dahulu sebelum memulai berkomunikasi, atau membaca kata “bismillah”, atau apapun yang orang jaman sekarang lakukan. Ketika mereka ingin berbicara, mereka menutup mata, kemudian dalam keadaan hening dan tenang, berbicara langsung pada Tuhan. Ketika ia siap, ia bisa berbicara pada Tuhan.
Apakah berdosa memiliki pemikiran serta perasaan seperti ini?

Tapi bahkan menurut banyak orang, kafir sendiri pun bisa masuk surga asal dia berbuat baik dan melakukan hal-hal yang Tuhan firmankan.

Buat apa juga jadi orang beragama yang banyak berkotbah dimana-mana, mengucapkan dan menyuruh orang melakukan ini itu, tapi dirinya sendiri tidak mencerminkan kasih dan melakukan buah-buah roh seperti yang Tuhan inginkan? Buat apa jadi orang beragama yang mengumbar-umbar nama Tuhan, tapi sikapnya sendiri sangat tidakberagama.

Andai ada jawaban yang bisa menjawab kegalauan ini…..


No comments:

Post a Comment